Finlandia menjadi bab terakhir petualanganku di tanah Skandinavia, rencana yang tertunda beberapa kali karena harga tiket yang lumayan mahal, sehingga datangnya promosi tiket Finnair dari Munich ke Helsinki, dengan harga hanya 50% dari harga biasanya, tanpa berpikir panjang aku langsung membelinya. Beberapa minggu berikutnya mendaratlah aku di Vantaa, Finlandia. Setibanya di bandara aku segera membeli tiket harian regional seharga 12€ yang dapat digunakan diseluruh Helsinki, Vantaa dan Espoo. Finlandia juga menjadi satu-satunya negara Skandinavia yang menggunakan mata uang Euro. Jangan bingung jika kita tiba di Finlandia dan membaca semua tulisan dalam dua bahasa, karena negara ini memang memiliki 2 bahasa nasional, bahasa Finladia dan bahasa Swedia.
Dari Vantaa aku menuju Helsinki dengan kereta api. Sesampainya di stasiun utama Helsinki yang megah, aku bergegas keluar, di depan stasiun aku disambut alunan lagu dari pemusik jalanan, udara kering dan dingin membuat otakku membeku sejenak, sehingga kuputuskan untuk kembali ke dalam stasiun, setidaknya disana aku bisa membaca peta rencana kunjunganku dengan lebih tenang. Tujuan pertama hari itu adalah museum nasional Finlandia, harga tiket biasanya 10€, namun kebetulan aku berada disana tepat hari Jumat, dan setiap hari Jumat antara jam 16.00-18.00 museum tersebut dibuka gratis untuk umum.
Kebetulan hari itu aku juga bertemu dengan salah satu teman dari Indonesia, yang walaupun sangat sibuk tetap berbaik hati untuk mengantarkanku menuju apartement yang kusewa.
Keesokan paginya aku berangkat menuju Turku, sekitar 170km dari Helsinki. Kota ini pada masa lalu merupakan ibukota Finlandia, sebelum akhirnya dipindahkan ke Helsinki. Sayangnya open air museum yang menjadi salah satu target kunjunganku hari itu ternyata hanya buka pada musim panas saja.
Dari katedral Turku aku berjalan menyusuri tepian sungai Aura yang masih membeku melewati beberapa bangunan utama kota Turku hingga akhirnya aku tiba di kastil Turku. Setelah berjalan kaki beberapa kilometer suhu dingin dan angin laut kota Turku kurasakan justru semakin bersahabat.
Dari kastil aku juga sempat mampir sejenak ke museum kapal yang terletak hanya sekitar 200 meter dari kastil
Dari musium kapal, aku menuju pusat kota Turku untuk bertemu dengan salah satu teman lainnya dari Indonesia yang sekarang bermukim di Finlandia.
Setelah berjalan-jalan di kota Turku, akupun kembali ke Helsinki dan tiba di stasiun bus Kamppi yang juga adalah salah satu mal utama di Helsinki, kuhabiskan malamku di salah satu cafe ditempat itu.
Keesokan paginya, setelah sarapan aku berjalan-jalan di sekitar apartement dan ada suatu hal yang menakjubkan, karena kondisi dingin dan gelap setiap kali aku kembali ke apartement, membuatku tidak menyadari bahwa ternyata apartementku hanya beberapa meter dari tepi laut.
Hari ini tujuan utamaku adalah benteng pulau terbesar di dunia yang terletak di pulau Suomellinna, pulau ini terletak sekitar 15 menit dengan ferry dari pelabuhan Helsinki
Setelah puas berjalan-jalan di bekunya udara laut pulau Suomellinna akupun kembali ke Helsinki untuk menghabiskan hari terakhirku di Finlandia.
Hari menjelang sore, aku kembali ke apartement untuk mengambil koper serta segera menuju bandara. Salju kembali turun tepat saat aku meninggalkan stasiun Helsinki menuju Vantaa.
Selama kunjunganku di Finlandia rasanya aku tidak pernah sekalipun melihat sinar matahari, hanya sedikit terang antara jam 9 pagi sampai jam 3 sore, selebihnya hanya dingin dan gelap. Namun suhu yang rendah tidak menghentikan semangat dan senyum gembira masyarakat Finlandia. Satu hal yang ingin aku sampaikan, terima kasih Finlandia, karena telah menunjukan semangat musim dinginnya.